Memurnikan Hati, Menyambut Pengharapan
Yohanes 1:6-8, 19-28
Oleh: Pdt. Andri Purnawan
Dalam kisah pra natal, kehadiran Yohanes pembaptis menjadi berita sentral. Tidak semua Injil membicarakan silsilah Yesus Kristus, tak semua pula menceritakan tentang orang Majus, hanya Lukas yang menceritakan tentang para gembala, namun Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes bercerita tentang peran penting Yohanes sebagai pembuka jalan kelahiran dan kehadiran Tuhan Yesus.
Matius 11:11 mengungkap bahwa Yesus pun mengakui, bahwa “Di antara mereka yang dilahirkan oleh Wanita, tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis.” Markus 1:1-4 menjadikan Yohanes sebagai sosok pembuka injilnya, dengan kalimat yang sangat eksplisit, “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah,…. Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu,… demikianlah Yohanes Pembaptis tampil.” Lukas 1:5-25 menceritakan dengan detail bagaimana Yohanes Pembaptis dikaruniakan dan lahir sebagai mujizat dalam hidup Elisabeth dan Zakharia. Sementara Injil Yohanes juga menempatkan sosok Yohanes pembaptis tepat setelah pembuka Injilnya tentang Firman menjadi manusia, dan datangnya terang di tengah kegelapan. Yohanes pembaptis disebutnya sebagai utusan Allah, untuk menjadi saksi, dan memberi kesaksian tentang terang (Yoh. 1:1-8).
Yohanes adalah tokoh yang sangat penting, hamba yang dipercaya misi khusus oleh Allah, seorang nabi yang pantang menyerah dan tak pernah gentar menyerukan suara pertobatan yang menggema bagai halilintar. Ia juga adalah kritikus sosial, yang menggungat perilaku menyimpang penguasa lalim (Mat. 14:1-12), serta pemimpin spiritual yang punya banyak pengikut. Namun Yohanes adalah seorang yang tahu diri dan tahu batas. Dengan rendah hati ia memberitakan bahwa akan datang Seseorang yang jauh lebih besar dan mulia dibanding dirinya, dan membuka tali kasut-Nya pun ia tidak layak. Yohanes lah yang memperkenalkan Yesus sebagai Mesias kepada publik. Bahkan ketika melihat pengikutnya makin menyusut, sementara pengikut Yesus semakin membeludak, Yohanes malah berkata, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3:30). Yohanes adalah pendobrak, dengan ketulusan yang luar biasa besar.
Uniknya, dalam drama-drama Natal, sosok Yohanes Pembaptis nyaris tak pernah ditampilkan. Dalam kartu-kartu Natal tidak ada Yohanes pembaptis. Karya-karya seni dan lukisan tentang Yohanes pembaptis baru menjamur di abad pertengahan. Ia adalah seorang pelopor yang dilupakan bahkan bersedia dilupakan. Biasanya seorang pelopor merasa memiliki andil yang besar, merasa berjasa, ingin popularitas. Namun berbeda dengan Yohanes pembaptis. Yang terpenting baginya, orang ingat nama Tuhan Yesus, bukan dirinya.
Comments
Post a Comment