Posts

Showing posts from August, 2021

TANGGUH DAN BERTUMBUH

Image
 Oleh: Andri Purnawan    Meski kurva penularan COVID-19 gelombang kedua mulai menurun, dampak sampingannya belum mereda. Jumlah korban fisik (terinfeksi, meninggal, sembuh) secara global maupun nasional bisa dihitung. Namun korban mental dan spiritual tidak terdeteksi. Ada orang yang bertahan, dan ada yang tumbang akibat krisis multi dimensional yang timbul. Salah satu aspek penting yang membedakan kedua pihak itu adalah ketangguhan ( resilience ).  Image: NaseriN | Getty Images Karakter tangguh ( resilience ) bukan hanya bawaan lahir, melainkan dibangun melalui waktu, dan pengalaman berhadapan dengan krisis. Itulah mengapa orang merespon krisis (dampak pandemi) secara berbeda. Tangguh bukan hanya kuat, namun mampu menyesuaikan diri, luwes ketika berhadapan dengan tekanan internal dan eksternal. Empat puluh tahun lalu, Norman Garmezy- Profesor Emeritus University of Minnesota – Mineapolis melakukan studi mengapa banyak anak yang diasuh orang tua  schizophrenia  bisa bertumbuh “normal”

Menjemput Senja

Image
Oleh:  Dewi Kirana Charistea*   gambar diunduh dari phinemo.com Agustus adalah bulan bersejarah. Tujuh puluh enam tahun lalu, di bulan ke delapan, negeri ini terbebas dari belenggu. Bagiku Agustus juga tak terlupakan. Sejenak aku melamunkan memori kocak penuh makna. Memori yang merangkai kisah perjuangan antara aku, Rama, dan Senja.    Pagi itu, Sang Saka Merah Putih menari-nari ditiup angin, menjulang ke langit biru dan berkibar di sebuah tiang putih. Lapangan luas itu disesaki masyarakat dengan berbagai profesi dan usia. Aku menengok ke kanan kemudian ke kiriku, “Ren, jaga tempatku ya,” ujar kawanku, Rama yang berbaris tepat di sebelahku. Sejurus kemudian ia sudah menghilang bak ditelan bumi, entah dia mau ke warung Bu Siti atau apa aku tak sempat bertanya. Tapi akhirnya aku menyesal tak bertanya, karena sampai sepuluh menit berlalu kawanku itu tak kunjung kembali. Semua tatapan kini tertuju padaku. Lelah juga aku merenggangkan kaki untuk menjaga tempatnya. “Renjana!,” tegur guruku y